Segmentasi
Global, Target dan Posisi Produk Pasar Global
Segmentasi pasar global
didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi kelompok atau kumpulan pelanggan
potensial pada tingkat nasional maupun sub nasional yang kianya mempunyai
persamaan tingkah laku dalam membeli.
Setelah mengidentifikasikan segmen,
langkah berikutnya menetapkan target, artinya mengevaluasi segmen &
memfokuskan usaha pemasaran pada suatu Negara atau kelompok orang yang
mempunyai respon potensial yang signifikan.
Akhirnya perushaan harus
merencanakan cara untuk membidik pasar-pasar yang dipilih sebagai targe dengan
menetapkan posisi terbaik bagi produk yang ditawarkannya. Menetapkan posisi
berarti menemukan cara menanamkan produk dalam ingatan pembeli potensial
dipasar target dengan merancang bauran pemasaran secara tepat.
Segmentasi Pasar Global.
Sekarang ini , para agen periklanan
& perusahaan global cenderung mensegmentasikan pasar dunia berdasarkan pada
beberapa kriteria kunci :
- Demografis
Didasarkan pada karakteristik
populasi yang dapat diukur ari seperti umur, jenis kelamin, pendapatan,
pendidikan & pekerjaan.
- Psikografis
Proses pengelompokan orang dalam
arti sikap, nilai-nilai yang dianut, dan gaya hidup à idealis, materialis,
tradisional.
- Karakteristik tingkah laku & manfaat yang dicari.
Tingkah laku : memfokuskan pada
apakah orang akan membeli & menggunakan suatu produk atau tidak, disamping
seberapa sering & berapa banyak yang dipakainya. Konsumen dapat
dikategorikan menurut tingkat penggunaan, mis : pengguna berat , sedang, ringan,
bukan pengguna. Atau menurut status pengguna, mis : pengguna potensial, bukan
pengguna, mantan pengguna, pengguna regular, pengguna pertama kali, dan
pengguna produk pesaing.
Manfaat yang dicari : manfaat yang
ditawarkan suatu produk tanpa memperdulikan wilayah geografisnya.
Menetapkan Sasaran Global
Segmentasi merupakan proses yang
dipergunakan oleh pemasar untuk mengelompokkan konsumen yang mempunyai
keinginan & kebutuhan yang sama.
Menetapkan sasaran adalah : tindakan
mengevaluasi & membandingkan kelompok yang diidentifikasi & kemudian
memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon dengan potensi paling
besar.
Kriteria untuk menentukan target :
- Besar segmen yang ada & potensi pertumbuhan
- Persaingan potensial
- Kecocokan & kelayakan.
Memilih strategi pasar sasaran
global.
- Pemasaran globlal yang tidak membeda-bedakan . Serupa dengan pemasaran missal dalam satu Negara, pendek kata, serupa dengan melibatkan penciptaan bauran pemasaran yang sama.
- Pemasarn global terkonsentrasi.
Menyiapkan bauran pemasaran untuk
membidik segmen tunggal di pasar global.
- Pemasaran global yang membeda- bedakan.
Strategi ini mencakup sasaran dua
atau lebih segmen pasar yang berbeda dengan berbagai penawaran bauran
pemasaran.
Menentukan posisi produk di pasar
global
Pemasaran menentukan posisi yaitu
suatu proses yang dipakai oleh perusahaan untuk menetapkan suatu citra dibenak
konsumen relative, terhadap citra produk yang ditawarkan oleh pesaing.
Menentukan posisi teknologi tinggi (
Hi-tech Positioning )
Komputer pribadi , video &
peralatan stereo, serta mobil merupakan contoh kategori produk dengan
menentukan posisi teknologi tinggi terbukti efektif. Produk seperti ini sering
kali dibeli atas dasar sifat –sifat produk yang konkret walaupun citra mungkin
juga penting. Pembeli biasanya sudah mempunyai atau berkeinginan memperoleh
informasi teknis yang cukup banyak. Dibagi 3
- Produk teknis : computer, bahan kimia. Contoh produk yang pembelinya mempunyai kebutuhan tertentu, perlu banyak informasi serta mempunyai bahasa yang sama. Mis : pembeli computer di Eropa & Amerika mempunyai pengetahuan yang setara mengenai mikroprosesor 486, hard dis 80 mega, 8 mega RAM.
- Produk untuk peminat khusus. Produk ini tidak terlalu teknis & lebih berorientasi pada waktu luang atau rekreasi, mempunyai karakteristik pengalaman yang serupa & keterlibatan pengguna yang tinggi. Bahasa yang sama & symbol yang berkaitan dengan produk seperti itu dapat mengatasi hambatan bahasa & budaya. Peralatan olah raga adidas, kamera Canon, contoh produk untuk peminat khusus yang sukses.
- Produk yang dapat ditunjukkan kegunaannya. Produk yang berbicara untuk dirinya sendiri dalam iklan sifat & dan manfaatnya juga berjalan dengan baik. Kamera instan Polaroid merupakan contoh produk global yang dapat ditunjukkan kegunaannya & amat sukses.
Menentukan posisi sentuhan canggih (
Hi-touch positioning )
Kurang memerlukan penekanan pada
informasi khusus & lebih menekankan pada citra.
Pembeli produk sentuhan canggih juga
mempunyai bahasa yang sama & sekumpulan symbol yang berkaitan dengan tema
kesejahteraan, materialism, & romantisme . Ada 3 :
- Produk yang memecahkan masalah umum.
Kategori ini menyediakan manfaat
yang berkaitan dengan moment kecil dalam kehidupan . Iklan yang menayangkan
percakapan diantara teman di kafe sambil minum secangkir kopi atau
menghilangkan dahaga dengan minuman ringan disiang hari ditepi pantai
menempatkan produk dipusat kehidupan sehari-hari & mengkomunikasikan
manfaat yang ditawarkan dengan cara yang dipahami diseluruh dunia.
- Produk desa global.
Wangi-wangian chanel, pakaian mode
pendesain, air mineral & pizza merupakan contoh baik dari produk yang
mempunyai posisi alami kuat diseluruh dunia. Dalam pasar globalproduk mungkin
mempunyai daya tarik global hanya berdasaarkan pada Negara pembuatnya. Ke-Amerika-an
dari Levis, Marlboro, & Harley-Davidson. Sony merupakan nama yang sinonim
dengan mutu Jepang, Mercedes merupakan perwujudan insinyur Jerman yang
legendaries.
- Produk yang menggunakan tema universal.
Beberapa tema iklan & daya tarik
produk dipikirkan cukup mendasar sehingga benar bersifat transnasional. Tema
tambahan adalah materialissme ( kunci untuk citra oang kaya & status ),
kepahlawanan ( tema termasuk individu sederhana atau pengorbanan diri ) bermain
( waktu luang / rekreasi ) & prokreasi ( citra masa pacaran &
romantisme )
Perlu dicatat bahwa beberapa produk
dapat diposisikan dengan lebih dari 1 cara.
Misal : camera canggih dapat
diklasifikasikan à produk teknik & untuk peminat khusus.
Produk lain mungkin diposisikan
dalam mode bi-polar artinya sebagai produk berteknoloogi tinggi sekaligus
sentuhan canggih.
Pemasaran di Negara berkembang
Kekurangan akan barang & jasa
merupakan masalah sentral dinegara-negara berkembang & kebutuhan yang
paling menekan adalah memperluas produksi.Pemasaran adalah disiplin yang
menjadi pedoman dalam proses mengidentifikasi & memenuhi kebutuhan &
keinginan masyarakat.
Sebelum memutuskan apakah akan
memasuki suatau Negara berkembang, hal-hal yang perlu dipertimbangkan :
- Carilah informasi lain disamping PNB per kapita. Angka per kapita mungkin menyembunyikan adanya kelas menengah dalam jumlah besar dalam pasar tadi.
- Pertimbangan Negara-negara berkembang secara kolektif, bukan satu persatu.
- Ingat bahwa tidak semua Negara berkembang sama.
- Beri bobot antara manfaat & biaya kalau menjadi perusahaan pertama yang menawarkan suatu produk atau jasa disebuh Negara berkembang.
- Tetapkan batas waktu realistic untuk melihat hasilnya. Karena perbedaan hokum politik atau kekuatan sosial, berbagai peristiwa mungkin bergerak dengan lambat.
Teknik
Pengambilan Keputusan terkait dengan Rantai Pasok (supply chain) dan Rantai Nilai (value chain)
Tantangan Menentukan Pemasok
Menurut I Nyoman Pujawan (2005),
terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply
chain
Melibatkan banyak pihak dengan
kepentingan yang berbeda-beda
Perbedaan bahasa, zona waktu dan
budaya antar perusahaan
2. Ketidakpastiaan
Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian pasokan: lead time
pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
Ketidakpastian internal: kerusakan
mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll.
Untuk menghadapi masalah
ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan
sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan,
penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses
pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan
lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah.
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam
supply chain management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan
secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan
rantai supply chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan
yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya
yang terjangkau.
System Nilai atau Mengukur Performa
Dikatakan oleh Schroeder bahwa
mengukur performa supply chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah
tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan
perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin
penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu
pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap dan tidak melewati pada
tanggal yang diminta oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah
kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat
diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat kaitannya
dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung
langsung dari tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan ada tingkat
penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam persediaan hanya tingkat
persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk dengan persentase tertentu
atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya.
Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya pengiriman, termasuk manufacture,
distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening membawa piutang.
Rantai Nilai dan Peran Strategic
Pemasaran Global
Supply chain memiliki penggerak yang
sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra
dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam
proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah
satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory
dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain.
Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah
rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu
waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan
bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1
truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply
chain apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan
memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya
penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory
yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan.
Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory
yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan.
Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka
pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan
barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat
memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan
persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas
banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas
dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi
menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah
cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan
supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat
dipilih yaitu:
Pesawat Udara. Udara merupakan cara
transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.
Truk . Truk adalah cara yang relatif
cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
Kereta. Kereta cara yang mudah yang
digunakan untuk jumlah barang yang besar.
Kapal laut. Kapal cara yang paling
lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman
dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
Pipa saluran. Pipa saluran biasanya
digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
b. Route and network selection
Route adalah jalur jalan dimana
sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute
kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai
rute pada tahap desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi
transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang
telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam
jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua
jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila
perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit
gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat
responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai
fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu
perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar
dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan
penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam
permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan
seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih
responsif, demikian pula sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode
perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat
produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula
digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau
menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
d. Warehouse methodology
Stock Keeping Unit (SKU) Storage.
Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.
Job Lot Storage. Yaitu suatu metode
penyimpanan persediaan dimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk
suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan
bersama-sama.
Crossdocking. Yaitu sebuah metode,
dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan.
Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang
berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian
dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke
retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari
truk-truk sebelumnya.
4. Information
Informasi terdiri dari data dan
analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan
diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk
membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial
adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan
mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP
untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis
dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull
menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan
dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information
sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi
ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang
memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja
sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar
atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara
tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate
Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan
dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya.
Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan,
maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan
yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang
terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang
digunakan yaitu:
Electronic Data Interchange (EDI).
EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang
dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan
lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
Internet. Internet sendiri mendukung
penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam
supply chain.
Entreprise Resources Planning (ERP).
Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara
keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan
supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.
Supply Chain Management (SCM)
Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan
dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.
Peran Atau Keterkaitan Manajemen
Rantai dengan Strategi Bisnis atau Strategic Pemasaran Global
Bagaimana keputusan mengenai rantai
pasokan berdampak pada strategi akan ditunjukkan pada table berikut:
Strategi
biaya rendah
|
Strategi
respon
|
Strategi
diferensiasi
|
|
Tujuan
pemasok
|
Penuhi
permintaan dengan biaya serendah mungkin
|
Tanggapi
perubahan kebutuhan/permintaaan dengan cepat untuk memin terjadinya persedian
habis
|
Penelitian
pangsa pasar, bersama-sama mengembangkan produk dan pilihan
|
Kriteria
pemilihan utama
|
Pilih
terutama karena biaya
|
Pilih
terutama karena kapasitas, kecepatan dan fleksibilitas
|
Pilih trtm
krn ketrampilan pengembangan produk
|
Karakteritik
proses
|
Mempertahankan
utilitas rata-rata yang tinggi
|
Menanam modal
pada kapasitas berlebih dan proses yang fleksibel
|
Proses moduler yang menuju mass
customization
|
Karakteristik
Persediaan
|
Meminimalkan
persedian di seluruh rantai untuk menekan biaya
|
Kembangkan
sistem yang cept tanggap, dengan persedian cadangan untuk memastikan pasokan
|
Mmin
persediaan dalam rantai untuk menghindari produk menjadi usang
|
Karakteristik
Lead Time
|
Memendekkan
lead time sepanjang tidak meningkatkn biaya
|
Menanamkan
investasi secara agresif untuk mngurangi lead time produksi
|
Menanamkan
investasi secara agresif untuk mengurangi lead time pengembangan
|
Karakteristik
desain produk
|
Maksimalkan
kinerja dan minimisasi biaya
|
Menggunakan
desain produk yang mendorong waktu set up yang rendah dan produksi massal
|
Menggunakan
desain modular untuk menunda differensiasi produk selama mungkin.
|
Kriteria Keputusan
Pedagang besar maupun eceran membeli
semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan
manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan
output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien
maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta
konsep Outsourcing
1. Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang
ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:
Alasan
Membuat
|
Alasan
Membeli
|
|
1
|
Biaya
produksi yang lebih rendah
|
Biaya
perolehan lebih rendah
|
2
|
Pemasok
kurang cocok.
|
Menjaga
komitmen pemasok
|
3
|
Memastikan
pemasok yang memadai dan manajemen
|
Mendapatkan
keahlian tehnis
|
4
|
Pemanfaatan
tenaga kerja berlebih
|
Kapasitas
tidak memadai
|
5
|
Memperoleh
kualitas yang diinginkan
|
Mengurangi
biaya persediaan
|
6
|
Menghilangkan
kolusi pemasok
|
Memastikan
ada sumber daya alternatif
|
7
|
Memperoleh
item yang unik
|
Kapasitas
di perusahaan tidak mendukung
|
8
|
Mempertahankan
bakat yang ada
|
Pertukaran
informasi
|
9
|
Menjaga
rancangan dan kualitas yang memadai
|
Item
terlindungi karena hak paten
|
10
|
Mempertahankan
dan meningkatkan ukuran perusahaan
|
Membebaskan
manajemen menangani bisnis utama
|
Hal-hal tersebut di atas dalam
konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi
bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis
2. Outsourcing
Adalah memindahkan aktifitas
perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal.
Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui
konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies
yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan
transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke
perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat
sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan
diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga
produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang
Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai
jenis perusahaan yang memerlukannya.
Alternative Strategi Pemasok
Ada tiga isu yang terkait dengan
pengembangan efisiensi, strategi pemasok yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan
memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang
didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya
perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini
menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua
anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota
dan promosi.
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi
bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit.
Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh
akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya
memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya
terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang didasarkan
pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar
ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan,
tetapi menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan
apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi
kenaikan dalam order yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui
rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory,
transportasi, pengiriman dan penerimaan.
Sebagai manajer yang mengarah pada
integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan.
Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke
distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali
berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya
dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Aggrement on Goal,
suatu integrasi rantai pasokan
mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan jual beli, tetapi
patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai pasokan
sampai dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya
pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang
berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan adalah sesuatu yang menambah nilai
tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten produk.
2. Trust,
merupakan hal kritis bagi
efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan harus
masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka membangun
kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan
penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa
penjualan, peramalan, perencanaan produksi merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational
Cultures,
budaya organisasi yang setara akan
menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian dan penawaran apabila
hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam pembuatan rantai
pasokan.
Berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif yaitu:
a. Accurate data,
Untuk dapat meningkatkan akurasi
data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sharing:
1) POS (Point Of Sales) informasi,
sehingga tiap anggota rantai dapat menjadwalkan secara efektif.
2) CAO (Computer-Assisted Ordering).
Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan
dengan: factor pasar, persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya
kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan barang akhir.
b. Lot Size Reduction,
ini dilakukan oleh manajemen yang
agresif dengan cara:
1) Mengembangkan pengiriman yang
ekonomis .
2) Memberikan diskon yang didasarkan
total volume tahunan daripada ukuran pengiriman individual. 3)
Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk
pembelian elektronik.
c. Singe Stage Control of
Replenishment,
Supervisor bertanggung jawab secara
tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan ini
mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang menciptakan
bullwhip effect.
d. Vendor Managed Inventory,
Persediaan dikelola Vendor yang
artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung
ke pembeli menggunakan departemen.
e. Postponement,
yaitu menunda modifikasi atau
customization produk selama mungkin dalam proses produksi.
f. Channel Assembly,
yaitu menunda perakitan akhir suatu
produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.
g. Drop Shipping and Special
Packaging,
Drop Shipping berarti pengiriman
langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu dan biaya
pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus sesuai
kebutuhan konsumen.
h. Blanket Order,
merupakan komitmen pembelian jangka
panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek,
artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.
i. Standardization,
yaitu pengurangan jumlah variasi
material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.
j. EDI (Electronic Data
Interchange)
merupakan standardisasi format
transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan
EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis pengiriman dikirim
secara langsung dari vendor ke pembeli.
k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki
kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi
memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna.
Agar hubungan tersebut efektif maka
perlu dilakukan tiga proses yaitu:
1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan
pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi
pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai
variabel atau factor yang dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana
tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan
beberapa alternative untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka bisa
menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan
akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat
diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa
penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku.
Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga
format transfer informasi elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga
jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based price model), yang
mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan harga
pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks.
3) Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok
tidak bersedia membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai
e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog
vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari
perusahaan di bagian pembelian.
l. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif
merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun
pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin
kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan
pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu
mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.
1. Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang
dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:
Membantu mengidentifisikasi produk
barang dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
Mengembangkan, mengevaluasi dan
menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan
jasa tersebut.
2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan
operasi produk barang maupun jasa.
*Dalam lingkungan operasi produk
barang, Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara
formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di
perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga
pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan,
menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda tanganan
kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar
dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan manufaktur,
Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk-
produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan
pengujian yang mengevaluasi ietm yang dibeli.
*Dalam lingkungan jasa, Peranan
pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk
intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun
kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan
peralatan, mobil serta perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk
dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu
tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang manajemen rantai
pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus
dimiliki antara lain:
1) Fleksibel dalam arti cukup
reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan komponen,
distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar.
2) Dapat menggunakan teknologi
mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponen dan produk
akhir.
3) Menetapkan staff yang mempunyai
keahlian secara local mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan,
pengangkutan, penanganan konsumen dan isu politik
Pilihan
Strategi Memasuki Pasar Global dan Berekspansi
Pasar Global
Pasar global adalah pasar berskala dunia yang terbuka bagi
seluruh
pelaku usaha. Pasar global mengalami perkembangan yang pesat
belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:
1.Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan
produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan.
2.Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar
negara yang secara langsung. menjadi konsumen global.
3.Semakin banyak transportasi antar negara yang mempermudah
distribusi produk.
4.Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan pasar dunia.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar global
adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang.
Kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya dan
mengambil lebih banyak keuntungan. Adapun beberapa
keuntungan tersebut antara lain :
1.Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah
buruhnyal ebih murah.
2.Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik cabang
di beberapa tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan mempermurah
distribusi produknya.
3.Perusahaan dapat memperoleh target konsumen yang lebih
banyak dengan memperkenalkan produknya di negara lain yang potensial.
Selain itu pasar global juga
memiliki beberapa kendala masalah bagi perusahaan yang akan masuk ke dalamnya.
Kendala itu antara lain :
1.Perbedaan budaya dan selera.
2.Perbedaan daya beli
masyarakat-Peraturan nasional & Pemerintah.
Ekspor
Mempertahankan produksi berbasis
nasional dan mengekspor barang-barang ke pasar luar negeri dengan menggunakan
jalur pengawasan distribusi. Dengan memakai pabrik dalam negeri (domestik)
sebagai suatu basis produksi untuk mengekspor barang-barang keluar negeri
adalah suatu strategi yang terbaik untuk mengejar penjualan internasional.
Keuntungan dari strategi ekspor ini antara lain meminimumkan risiko dan
peryaratan modal dan meminimumkan investasi secara langsung di negara-negara
asing. Suatu strategi ekspor mudah diserang jika biaya-biaya manufaktur di
negara asal lebih besar daripada di negara-negara asing ketika pesaing-pesaing
mempunyai pabrik, selain itu juga melibatkan biaya shipping yang tinggi serta
fluktuasi yang merugikan dan pertukaran nilai tukar mata uang.
Strategi ekspor rentan ketika biaya
produksi :
1.di dalam negeri jauh lebih tinggi
daripada di negara-negara asing di mana saingan memiliki tanaman.
2.biaya pengiriman produk ke pasar
luar negeri jauh relatif tinggi, atau
3.pergeseran buruk terjadi pada
nilai tukar mata uang.
Lisensi
Strategi ini dilakukan jika
perusahaan mempunyai kemampuan secara teknis tetapi tidak mempunyai kemampuan
secara internasional untuk memasuki pasar luar negeri dan adanya keinginan
untuk menghindari risiko pada saat mengirimkan atau memasukkan sumberdaya ke
pasar yang mana tidak lazim, kondisi politik yang mudah berubah dan
ketidakstabilan ekonomi.
Perjanjian Lisensi memungkinkan
sebuah perusahaan asing untuk membeli hak untuk memproduksi dan menjual produk
perusahaan dalam negara tuan rumah atau sejumlah negara. Pihak yang memberi
lisensi mendapatkan royalti setiap unit yang diproduksi dan dijual.Pihak yang
menerima lisensi mengambil resiko dan menginvestasikan dananya dalam fasilitas
untuk memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa
akibatnya, pemberian lisensi merupakan salah satu bentuk jaringan
organisasional yang semakin umum dilakukan, khususnya diantara
perusahaan-perusahaan kecil. Pemberian lisensi juga merupakan salah satu cara
untuk memperluas tingkat laba yang didasarkan pada inovasi-inovasi sebelumnya.
Contohnya Sony dan Philips bekerjasama dalam merancang CD dan saat ini dapat
dilihat hasil karyanya dengan melisensikan hak-hak kepada perusahaan-perusahaan
untuk membuat CD dan kedua perusahaan tersebut mendapat royalti dari perusahaan
yang memproduksi.
Usaha Patungan
Usaha patungan atau Joint Venture
merupakan persetujuan diantara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama
di dalam suatu proyek, seringkali suatu joint venture dilakukan apabila
perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan
barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan.
Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan
kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol
perusahaan.
Strategi Perluasan Pasar
Pertumbuhan dan ekspansi bisnis
adalah tujuan utama bagi sebagian besar pemilik bisnis dan pengusaha. Tapi
bagaimana cara untuk memperluas bisnis di era pertumbuhan perekonomian yang
lambat seperti saat ini? Terdapat 3 strategi dimana perusahaan ingin memperluas
produk atau pasarnya, yaitu:
1.Strategi penetrasi pasar, dimana
hal ini dilakukan dengan cara membanjiri pasar dengan produk baru yang belum
ada dipasaran, sehingga orang atau pelanggan akan membeli produk tersebut.
2.Strategi pengembangan pasar, ini dilakukan
bilamana perusahaan mulai mencari saluran baru atau wilayah baru untuk pasar
produknya yang belum tersentuh dari produk tersebut.
3.Strategi pengembangan produk,
strategi ini dilakukan bilamana perusahaan telah melakukan dua strategi
sebelumnya dimana produk sebelumnya dilakukan diversifikasi atau penemuan
turunan dari produk tersebut.
Penentuan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar sebagai
strategi untuk mengarahkan pelanggan dengan membangun rasa kepercayaan, percaya
diri, dan kompetensi untuk pelanggan sehingga menciptakan sebuah eksistensi di
benak pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Posisi produk adalah cara
bagaimana produk didefinisikan oleh konsumen atas dasar ciri-ciri penting atau
tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen relatif terhadap produk
pesaing. Proses penetapan posisi produk terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin.
Keunggulan bersaing adalah
keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai yang lebih
besar kepada konsumen, baik melalui harga lebih murah maupun dengan memberikan
manfaat produk yang lebih banyak sehingga sesuai kalaupun harganya tinggi.
Perusahaan dapat membedakan penawarannya dari pesaing dengan cara berikut :
1.Diferensiasi produk; perusahaan
membedakan fisik produknya. Selain fisik produk, perusahaan dapat membedakan
produknya dalam hal kinerja, desain, konsistensi, daya tahan, keandalan, dan
kemudahan reparasi.
2.Diferensiasi jasa; perusahaan
melakukan pembedaan melalui jasa yang menyertai produk. Dalam hal ini
perusahaan melakukan penjualan produk dengan memberikan layanan purna jual
mulai dari pendidikan produk, jasa pengiriman, hingga jasa perbaikan produk
terhadap konsumennya.
3.Diferensiasi personil; perusahaan
memperoleh keunggulan bersaing yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih
orang-orang yang lebih baik dibanding pesaingnya.
4.Diferensiasi citra; perusahaan
bekerja untuk membangun citra yang membedakan mereka dari pesaing.
5.Citra perusahaan seharusnya
menyampaikan sebuah pesan tunggal dan unik yang mengkomunikasikan manfaat dan
penentuan posisi utama produk.
2.Memilih keunggulan bersaing yang tepat.
Ketika suatu perusahaan menemukan
beberapa potensi keunggulan bersaing, perusahaan tersebut harus memilih
keunggulan bersaing yang di atasnya dapat dibangun strategi penentuan
posisi. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak diferensiasi yang akan
dipromosikan dan yang mana. Berapa banyak perbedaan yang dipromosikan; ketika
dua atau lebih perusahaan mengklaim dirinya sebagai yang terbaik pada ciri yang
sama, adalah penting bagi perusahaan untuk memposisikan dirinya pada lebih dari
satu faktor pembeda.
Perbedaan mana yang dipromosikan;
tidak setiap perbedaan adalah alat pembeda. Setiap perbedaan memiliki potensi
untuk menciptakan biaya sebagaimana keuntungan. Perusahaan harus hati-hati
memilih cara yang akan membedakan dirinya dari pesaing.
3.Mengkomunikasikan posisi yang telah dipilih
Setelah menetapkan posisi produknya,
perusahaan harus mengambil langkah-langkah pasti untuk mengkomunikasikan posisi
yang diinginkan kepada konsumen sasaran. Seluruh upaya bauran pemasaran
perusahaan harus mendukung strategi penentuan posisi. Menentukan posisi
perusahaan membutuhkan tindakan nyata, bukan sekedar bicara. Jika telah
memutuskan untuk membangun posisi pada mutu dan pelayanan yang lebih baik,
perusahaan harus menyampaikan posisi itu.
e-Marketing, dan aspek komunikasi pemasaran global
STRATEGI
PERSAINGAN GLOBAL SERTA DAYA SAING
Analisis Industri
Dalam suatu penelitian penting mengenai daya saing internasional, agar
industri suatu negara dapat berhasil di pasar global, industry tersebut harus
memiliki :
(1) Kondisi – kondisi faktor yang menguntungkan.
Hal Ini mencakup terdapatnya sumber – sumber daya kunci (termasuk
keterampilan, infrastruktur, dan lembaga penelitian). Penelitian Michael Porter
juga menemukan, bila negara – negara mempunyai faktor kelemahan tertentu, mereka
akan di paksa berinovasi untuk mengatasi (atau menghindari) masalah-masalah
tersebut. Hal ini, pada saatnya, membentuk dasar dari keunggulan kompetitif
(misalnya, bila sejak awal biaya energi di suatu negara tinggi, maka hal
tersebut memaksa perlunya dikembangkan produk – produk dan proses – proses yang
hemat energi, yang kemudian di perlukan di seluruh dunia).
(2) Kondisi – kondisi permintaan
Di dalam negeri harus ada permintaan yang kuat akan produk – produk yang
canggih. Konsumen dalam negeri yang penurut merupakan kerugian, karena mereka
tidak mendesak industri untuk berinovasi dan mencapai yang terbaik.
(3) Indusri – industri yang berkaitan dan mendukung
Suatu jaringan industri yang mendukung dan berkaitan akan membantu
indutri untuk mencapai keunggulan global.
(4) Strategi, struktur, dan persaingan yang teguh
Dari faktor-faktor ini, barang kali yang paling penting adalah jangkauan
persaingan pada industri dalam negeri. Bukti- bukti secara kuat mendukung
pandangan bahwa persaingan dalam negeri adalah sangat penting. Sebaliknya, bila
pemerintah mendorong merger untuk menciptakan monopoli dalam negeri (untuk
mendapatkan ‘masa kritis’ yang di perlukan untuk menjadi pemain global), secara
keseluruhan monopoli tersebut tidak berhasil menetapkan posisi di dunia.
Persaingan yang pahit diantara perusahaan-perusahaan setempat telah menjadi
pemacu inovasi.
Keunggulan Kompetitif
(1) Mengurangi Biaya vs Adaptasi pada Pasar Lokal
Perusahaan harus menstandardisasi produk dan jasanya untuk kebutuhan
pasar secara global. Pendekatan yang diberikannya didasarkan pada tiga asumsi
utama :
- Kebutuhan dan keinginan konsumen secara keseluruhan semakin homogen.
Disini perusahaan harus dapat mengidentifikasi segmen konsumen secara global.
- Orang-orang diseluruh dunia rela berusaha untuk mendapatkan
keinginannya yang berhubungan dengan fitur produk, fungsi, desain, dan hal-hal
lain seperti produk berharga murah dengan kualitas yang baik.
- Skala ekonomi pada produksi dan pemasaran dapat diperoleh dengan
memasok pasar global. Perspektif ini perlu memperhatikan tiga hal. Pertama,
pengembangan teknologi dengan penggunaan mesin memungkinkan skala ekonomi
terpenuhi dan tidak memerlukan produksi pada satu produk terstandarisasi.
Kedua, biaya produksi hanya merupakan satu komponen dan sering menjadi hal yang
penting untuk menentukan total biaya pembuatan produk. Ketiga, strategi
perusahaan tidak boleh product-driven.
(2) Tiga strategi Internasional
- Strategi global
Strategi global merupakan strategi yang menawarkan produk-produk standar
ke berbagai pasar di berbagai Negara yang berbeda. Strategi ini untuk mendekati
pasar dunia dengan produk-produk yang terstandarisasi. Strategi global
menekankan pada biaya rendah yang dapat tercapai dengan menekankan pada skala
ekonomi dimana produk dan jasa yang dihasilkan terstandarisasi dan
tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi.
Produk tersebut diciptakan, untuk konsumen yang menyukai produk standar
dengan harga murah yang dihasilkan oleh perusahaan global yang menggunakan
operasinya di seluruh dunia untuk bersaing dengan pasar lokal. Unit yang
digunakan untuk produksi/operasi di setiap Negara diasumsikan saling tergantung
dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang
dikembangkan pada berbagai tingkat perusahaan.
Strategi global menekankan pada skala ekonomi dengan produk dan jasa yang
terstandadisasi dan juga tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi. Satu
keunggulan strategi global berasal dari inovasi perusahaan yang muncul dari
usaha setiap unit bisnis atau perusahaan corporat, yang dapat ditrasfer secara
mudah ke lokasi yang lain walaupun biaya dapat diminimalkan perusaan yang
mengadopsi strategi ini pada umumnya harus memanfaatkan peluang untuk
pertumbuhan pendapatan mengingat perusahaan tidak berinvestasi pada sumber daya
yang ekstensif untuk adaptasi yang ditawarkan dari satu pasar ke pasar lain.
Strategi global paling tepat digunakan ketika terdapat tekanan yang kuat untuk
mengurangi biaya produksi dan sedikitnya tekanan untuk mengadaptasi pasar
lokal. Keunggulan lain dari strategi global adalah bahwa strategi ini
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan level kualitas yang standar secara
global.
Selain keunggulan strategi ini, ada hal-hal yang perlu diperhatikan
perusahaan yang berhubungan dengan risiko penggunaan strategi global, yaitu :
1) Perusahaan yang dapat menikmati skala ekonomi hanya dapat
berkonsentrasi pada sumber daya yang scale-sensitive dan aktivitas pada satu
atau beberapa lokasi.
2) Konsentrasi geografis pada kegiatan perusahaan cenderung menutup
kegiatan tersebut dari target pasar.
3) Mengonsentrasikan kegiatan pada satu lokasi membuat perusahaan menjadi
tergantung pada lokasi tersebut.
- Strategi Multidomestik
Strategi multidomestik berbeda dengan strategi global, pembuatan
keputusan pada perusahaan cenderung lebih terdesentralisasi dalam hal pembuatan
produk dan juga dengan desentralisasi memungkinkan perusahaan untuk dapat
merespon pasar secara cepat apabila terdapat perubahan permintaan. Beberapa
resiko yang berhubungan dengan adopsi strategi multidomestik diperusahaan :
1) Pada umumnya, adopsi lokal pada produk dan jasa dapat meningkatkan
struktur biaya perusahaan.
2) Konsisten dengan aspek lain dalam pemasaran global, derajat optimal
dari adaptasi lokal berkembang setiap waktunya.
- Strategi Transnasional
Perusahaan multi nasional mengadopsi strategi transnasional yang mencoba
mengoptimalkan tarik ulur (trade-off) antara efisiensi, adaptasi lokal, dan
pembelajaran. Perusahaan mencari efisiensi untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif secara global. Sedangkan adaptasi lokal bertujuan sebagai
alat fleksibilitas operasi internasional. Seperti halnya strategi multidomestik
dan global, terdapat resiko dan situasi yang menantang untuk dapat menerapkan
strategi transnasional :
1) Pilihan pada lokasi yang terlihat optimal tidak dapat menjadi jaminan
kualitas dan biaya dari faktor input (seperti pekerja, material, dan lain-lain)
juga akan menjadi optimal.
2) Walaupun pemindahan pengetahuan dapat menjadi sumber utama dari
keunggulan kompetitif, hal tersebut tidak dapat terjadi otomatis. Agar dapat
melakukan transfer pengetahuan, penting bagi sumber pengetahuan, target unit,
dan perusahaan induk untuk mengetahui nilai potensial dari pengetahuan yang unik.
Persaingan global dan keunggulan kompetitif nasional
Selama bebarapa dekade terakhir, persaingan telah mendunia dalam banyak
industri. Penyebabnya adalah penurunan tarif, kuota dan hambatan-hambatan
perdagangan bebas perbaikan sistem transportasi global dan meningkatnya
kecanggihan pasar dunia. Faktor-faktor tersebut berperan mengurangi biaya
perdagangan internasional dan membuat perusahaan asing mampu berkompetisi
dengan perusahaan lokal. Penurunan hambatan perdagangan mempermudah
ekspansi ke luar negeri bagi perusahaan-perusahaan yang gesit dan
agresif. Apakah implikasi kompetisi global terhadap akuntansi manajerial?
Akan sangat sulit bagi perusahaan untuk bersaing di dunia internasional bila
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya, serta pengambilan
keputusannya menggunakan sistem akuntansi manajemen kelas dua. Sistem akuntansi
manajemen yang tidak bagus dapat menghalangi usaha organisasi untuk menjadikan
persusahaan benar-benar kompettitif.
Teori keunggulan kompetitif dikemukakan oleh Michael Porter dalam bukunya
The Competitve Advantage of Nation (1990). Menurut Porter tidak ada korelasi
langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang melimpah dan sumber
daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi
keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Banyak negara di dunia
yang jumlah sumber daya alamnya sangat besar yang proporsional dengan luas
negerinya, tetapi terbelakang dalam daya saing perdagangan internasional.
Begitu juga dengan tingkat upah yang relatif murah daripada negara lain, justru
berkorelasi erat dengan rendahnya motivasi bekerja yang keras dan berprestasi.
Porter mendefinisikan industri sebuah negara sebagai sukses secara
internasional jika memiliki keunggulan kompetitif relatif terhadap para pesaing
terbaik di seluruh dunia. Sebagai indikator ia memilih keberadaan ekspor yang
besar dan bertahan lama dan/atau investasi asing di luar wilayah yang
signifikan berdasarkan pada keterampilan dan aktiva yang diciptakan di negara
asal.
Kemakmuran nasional diciptakan, bukan diwariskan. Kemakmuran negara tidak
tumbuh dari sumbangan alamiah sebuah negara, kumpulan tenaga kerjanya, tingkat
bunganya atau nilai kursnya, sebagaimana dikemukakan oleh ekonom klasik. Daya
saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan
melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap para
pesaing dunia yang terbaik, karena tekanan dan tantangan. Mereka mendapatkan
manfaat dari memiliki pesaing domestik yang kuat, pemasok yang berbasis daerah
asal yang agresif, dan para pelanggan lokal.
Hal ini disebabkan 4 kategori yang menciptakan keunggulan kompetitif
nasional dalam bersaing untuk menciptakan suatu keunggulan dalam bisnis :
(1) Kondisi faktor, yang mengacu pada lahan untuk pendukung bisnis
tersedia, tenaga kerja yang mapan dan memadai dalam mendukung bisnis, sumber
daya alam yang baik untuk mendukung kegiatan industri dan bisnis, modal dan
infrastruktur baik yang ada dalam suatu negara. Ini merupakan faktor mendukung
dalam perkembangan dan pendukung suatu kegiatan bisnis dan ekonomi yang baik
dalam negara tersebut.
(2) Kondisi permintaan dalam negeri yang dapat mendukung industri
tersebut menjadi lebih dikenal dan merupakan jalan untuk menjadi di kenal di
luar negeri. Mis : Toyota dahulunya hanya di produksi di Jepang saja, karena
banyak peminat untuk membeli mobil tersebut oleh orang Jepang sendiri, membuat
mobil merek Toyota tersebut di kenal sampai ke luar negeri. Kondisi permintaan
di negara sendiri yang mendukung keunggulan kompetitif memiliki tiga karakter,
yaitu : a. Komposisi permintaan di negara sendiri, dimana menentukan bagaimana
perusahaan menerima, menginterpretasikan dan memberi reaksi pada kebutuhan
pembeli. Keunggulan kompetitif dapat dicapai kalau permintaan di negara sendiri
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kebutuhan pembeli, lebih awal dari
yang disediakan oleh pesaing luar negeri. b. Ukuran dan pola pertumbuhan di
negara sendiri, adalah penting hanya bila komposisi permintaan di negara
sendiri baik dan dapat mengantisipasi permintaan di luar negeri. c. Pertumbuhan
pasar dalam negeri yang cepat
(3) Industri terkait dan pendukung, kehadiran pesaing internasional
dalam suatu negara dalam bidang yang terkait, dapat memberikan keunggulan
kompetitif. Industri pemasok secara internasional menyediakan masukan ke
indsutri hilir dan akan menjadi dapat bersaing dalam harga dan mutu.
(4) Cara manajemen perusahaan dan keterampilan mengorganisasi perusahaan
dalam suatu negara serta menciptakan strategi untuk keunggulan dalam bisnis
sangat menentukan. Mis: Jerman, struktur perusahaan yang cenderung hirarkis,
sehingga manajer yang harus menangani industri dengan disiplin yang tinggi
untuk menangani perusahaan atau industri kimia, mesin dan lain-lain, harus
berlatar belakang tehnik. Di Italia, bisnis dijalankan seperti bisnis keluarga
kecil, yang menekankan kepada penyesuaian produk standard dan fleksibilitas yang
cukup besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Selain keempat faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih
dipengaruhi oleh faktor kebetulan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu
(chance events), seperti
(1) penemuan produk baru, melonjaknya harga
(2) perubahan nilai tukar, konflik keamanan antar negara dan lain-lain
(3) tindakan-tindakan atau kebijakan pemerintah (government).
e-Marketing, dan aspek komunikasi pemasaran global
Globalisasi
merupakan fakta yang tak terhindarkan dalam beberapa dekade terakhir. Kendati
demikian, makna istilah 'globalisasi' itu sendiri hingga saat ini masih belum
disepakati secara universal, terutama di kalangan akademisi. Di sejumlah
sekolah bisnis terkemuka, globalisasi didefinisikan sebagai produksi dan
distribusi produk dan jasa yang memiliki keseragaman tipe dan kualitas di
seluruh dunia (Rugman, 2001). Definisi yang berbasis ekonomik ini mengasumsikan
bahwa integrasi yang melampaui batas-batas negara berpotensi menghasilkan skala
ekonomis pada level perusahaan dan/atau produk-produk bermerek global. Bagian
penting dari definisi ini adalah keseragaman produk di semua pasar.
Sementara
itu, definisi yang lebih luas dikemukakan oleh Giddens (1999) yang merumuskan
globalisasi sebagai "interkoneksi sedunia pada level kultural, politik dan
ekonomi yang dihasilkan dari eliminasi hambatan-hambatan komunikasi dan
perdagangan". Dengan kata lain, Giddens meyakini bahwa globalisasi
merupakan proses konvergensi aspek-aspek budaya, politik, dan ekonomi dalam
kehidupan.
Terlepas
dari perdebatan menyangkut konseptualisasi istilah globalisasi', satu hal yang
pasti adalah dampak signifikannya bagi dunia bisnis dan pemasaran. Salah satu
implikasi strategiknya berkenaan dengan semakin kuatnya intensitas persaingan
dan semakin luasnya lingkup kompetisi. Pesaing yang dihadapi sebuah perusahaan
tidak Iagi datang dari kawasan atau wilayah geografis setempat, tetapi raksasa
global darimancanegara hadir untuk saling berebut pasar. Sebagian besar industr
mengalami globalisasi yang dipicu oleh 4 faktor utama yang disebut 4C:
1. Customers,
2. Cost,
3. Country, dan
4.
Competition (Yip, 1995).
1 Faktor
pelanggan (customer drivers)
Faktor ini merupakan pemicu globalisasi pasar yang paling
kuat. Ada lima karakteristik utama pasar internasional yang menyebabkan perusahaan
perusahaan berminat menerapkan strategi pemasaran global:
a. Kesamaan kebutuhan konsumen.
Manakala konsumen di berbagai negara memiliki kebutuhan yang sama terhadap
kategori produk atau jasa tertentu, faktor kesamaan ini akan menjadi pemicu
pokok globalisasi perusahaan. Kesamaan ini difasilitasi oleh perkemr bangan
teknologi, komunikasi global, perdagangan global, dan perkembangan pariwisata
internasional.
b. Pelanggan global. Pelanggan global
adalah konsumen yang membutuhkan produk atau jasa yang sama di berbagai negara.
Pada sektor B2B (business-to-business marketing), seiring dengan proses
globalisasi perusahaan, kebutuhan akan pasokan dan pemasok yang memiliki
jaringan global juga meningkat. Itulah sebabnya sejumlah pemasok di industri
otomotif menjalani proses globalisasi mengikuti strategi internasionalisasi
kliennya, contohnya Nippon Denso (Jepang), Bosch (Jerman), dan Delco (Amerika).
c. Saluran distribusi global.
Perusahaan-perusahaan distribusi dan logistik (seperti Federal Express, TNT,
DHL, dan sejenisnya) yang menyediakan jasa transportasi, pergudangan, dan
distribusi hampir semua belahan dunia, berdampak positif pada pe buhan strategi
pemasaran global. Banyak perusahaan yang terpacu untuk berekspansi global karena
adanya dukungan fasilitas jaringan distribusi semacam itu.
d. Transferable marketing. Faktor ini
berkaitan dengan penggunaar: ide pemasaran yang sama di berbagai negara,
misalnya kemasan. iklan, nama merek dan unsur bauran pemasaran lainnya. Iklan
Marlboro, misalnya, cenderung sama antarnegara dan terbukti cukup efektif.
e. Leading markets. Istilah leading
markets mengacu pada pasar bercirikan: (1) produk dan jasa memiliki kandungan
teknologiterkini, (2) tingkat persaingan cenderung intensif, dan (3) konsumen
relatif canggih dan banyak menuntut (demanding). Berkembangnya pasar-pasar
semacam ini dan keinginan perusahaan untuk eksis di situ mendorong perusahaan
untuk menerapkan strategi global dalam rangka mengeksploitasi peluang di leading
markets.
Contoh spesifik dari sejumlah perubahan pokok dalam faktor
pelanggan meliputi antara lain:
· Pendapatan per kapita beberapa negara mulai menyamai
negaranegara industri, misalnya GNP Hong Kong menyamai GNP Selandia Baru dan
GNP Jepang menyusul GNP Amerika Serikat.
· Konvegensi gaya hidup dan selera, misalnya McDonald's sukses
di Rusia dan China, restoran Thailand banyak dikunjungi konsumen lokal
(Australia) di Sydney, gaya busana Paris Hilton banyak ditiru fansnya di
berbagai belahan dunia, dan seterusnya.
·
Semakin meningkatnya arus wisatawan
dan perjalanan (travel) yang pada gilirannya menciptakan konsumen global.
·
Organisasi-organisasi mulai
berperilaku sebagai pelanggan global, terutama dalam hal pengadaan pasokan
bahan baku dan SDM.
· Pertumbuhan saluran distribusi global dan regional semakin
pesat. Salah satu contohnya adalah kesepakatan pada tahun 1989 di antara tiga
jaringan pasar swalayan terbesar di Eropa (Casino dari Perancis, Ahold dari
Belanda, dan Argyll Group dari Inggris) untuk menjalin kerja sama dalam
pembelian dan pemasaran.
·
Pembentukan merek global, seperti
Coca-Cola, Levi's, Louis Vuitton, Marlboro, McDonald's, dan lain-lain.
·
Tekanan untuk mengembangkan
periklanan global, misalnya iklan Saatchi & Saatchi untuk British Airways.
2 Faktor
biaya (cost drivers)
Faktor biaya bergantung pada aspek ekonomi dunia bisnis,
seperti skala ekonomis (economies of scale), lingkup ekonomis (economies of
scope), dan sourcing advantages. Skala ekonomis berupa pengurangan biaya per
unit (unit cost) dapat diperoleh melalui upaya memasok lebih dari satu pasar
luar negeri. Lingkup ekonomis dapat didapatkan dengan cara menyebar aktivitas
di berbagai lini produk atau unit usaha. Sejumlah perusahaan global, seperti
Unilever, Colgate-Palmolive, dan P&G, memiliki beberapa pabrik kecil di
banyak negara, namun mereka dapat mendapatkan lingkup ekonomis dengan jalan
memasarkan beraneka ragam produk. Cara lain untuk menekan biaya adalah
memanfaatkan pasokan dari negara yang biaya tenaga kerjanya rendah; menerapkan
sistem logistik dan distribusi yang canggih; dan mengoptimalisasikan
pemanfaatan teknologi.
·
Berlanjutnya tekanan untuk mencapai
skala ekonomis tanpa harus mengorbankan kemampuan untuk menerapkan
pemanufakturan fleksibel.
· Inovasi teknologi yang semakin cepat
·
Kemajuan dalam transportasi,
misalnya pemakaian jasa Federal Express untuk mengirim dokumen-dokumen yang
sangat penting dari satu benua ke benua lainnya
·
Munculnya NIC (Newly Industrializing
Countries) dengan kapabilitas yang produktif dan biaya tenaga kerja yang murah,
misalnya Taiwan, Thailand, dan China.
·
Meningkatnya biaya pengembangan
produk secara relatif terhadap usia pasar (market life)
Faktor
negara (country drivers)
Di masa lampau, hambatan pemerintah terhadap masuknya
investasi dan perusahaan asing berdampak pada terproteksinya pasar domestik dan
tidak berkembangnya pemasaran global. Perkembangan terakhir menunjukkan adanya
tren ke arah perdagangan bebas yang memfasllitasi aktivitas pemasaran global.
Lebih lanjut, faktor negara bergan pada tindakan pemerintah dan faktor-faktor
berikut:
· Pengurangan hambatan tarif, misalnya melalui pembentukan
AFTA dan NAFTA.
· Pengurangan hambatan non-tarif, misalnya Jepang yang semakin
membuka pasarnya.
· Pembentukan blok-blok perdagangan, seperti pasar tunggal
Eropa
·
Berkurangnya peranan pemerintah
sebagai produsen dan pelanggan, misalnya de-nasionalisasi beberapa industri di
Eropa.
·
Privatisasi terhadap berbagai sektor
yang sebelumnya didominasi pemerintah, khususnya di Amerika Latin.
· Perubahan dari sistem komunis tertutup menjadi ekonomi pasar
terbuka di Eropa Timur.
· Semakin besarnya partisipasi RRC dan India dalam
perekonomian global.
Faktor persaingan (competition drivers)
Dalam sejumlah industri, keberhasilan pesaing yang melakukan
"go global" dapat menjadi pendorong kuat bagi perusahaan lain untuk
mengikutinya. Contohnya, Ericsson (perusahaan Swedia) dan Nokia (perusahaan
Finlandia) saling terpacu satu sama lain untuk memasuki pasar telepon genggam
Amerika Serikat di akhir dekade 1990-an. Dengan mengikuti langkah pesaing,
perusahaan juga dapat sekaligus belajar dari kesalahan mereka sebelum
memutuskan strategi yang tepat. Sementara itu, kehadiran pesaing global di
pasar domestik sebuah perusahaan juga dapat menjadi pendorong bagi perusahaan
bersangkutan untuk memasuki pasar negara lain. Sebagai contoh, keberhasilan
Benetton di pasar Amerika mendorong The Gap dan The Limited untuk masuk ke
pasar global.
Perubahan-perubahan
pokok yang memengaruhi faktor persaingan dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai
berikut:
· Peningkatan level perdagangan dunia secara terus-menerus
·
Semakin banyak negara yang menjadi
key competitive battlegrounds, misalnya munculnya Jepang sebagai lead country
· Semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang dimiliki oleh
pihak asing
·
Munculnya pesaing baru yang menjadi
pesaing global, terutama perusahaan-perusahaan Jepang dalam industri otomotif
dan elektronik
· Tumbuhnya jaringan global yang
menyebabkan setiap negara dapat saling tergantung dalam industri-industri
tertentu, misalnya dalam industri elektronik. Semakin banyak perusahaan yang
bersifat globally centered ketimbang nationally centered, misalnya Uniden
(produsen peralatan telekomunikasi Jepang) yang tidak pernah melakukan proses
produksi di Jepang.
· Semakin bertambahnya pembentukan aliansi strategik global.
5. Faktor-faktor
lain
Faktor 4C dari George S. Yip dapat
ditambah dengan 3C lain tak kalah pentingnya sebagai pemicu globalisasi
industri:
a. Communication technology
advancement, yakni revolusi di teknologi informasi dan komunikasi, misalnya perkembangan:
komputer personal, mesin faksimili, modem, Internet Intranet, Extranet, WAP,
VolP, m-commerce, iPod, telepon genggam, dan sebagainya.
b. Capital, yakni menyangkut
globalisasi pasar-pasar finansial. Contohnya, listing berbagai perusahaan dengan
menggun beberapa mata uang, global market collapse pada Black Monday di tahun
1987.
c. Chain (network), terutama
penyempurnaan dalam bisnis trava misalnya berkembangnya jaringan-jaringan hotel
dan age perjalanan internasional.
LINGKUP
PEMASARAN INTERNASIONAL
Lingkup
pemasaran internasional dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pemasaran
domestik (domestic marketing), pemasaran ekspor (export marketing), pemasaran
internasional (international marketing), pemasaran multinasional (multinational
marketing), dan pemasaran global/transnasional (global transnational
marketing).
Pemasaran Domestik
Pemasaran
domestik merupakan aktivitas pemasaran yang secara eksklusif ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (home country). Lingkup ini masih dapat
dijabarkan menjadi pemasaran lokal (hanya terbatas di lokasi geografis tertentu
dalam satu kota, propinsi atau negara bagian), regional (di beberapa propinsi
atau negara bagian dalam negara yang sama) dan nasional (di sebagian besar wilayah
negara bersangkutan).
Pemasaran Ekspor
Pemasaran
ekspor adalah tahap pertama untuk merespons peluang-peluang pasar di luar
negeri. Sebenarnya pemasaran ekspor hanyalah ‘perpanjangan’ dari pemasaran
domestik yang memperluas pasar potensial perusahaan. Pemasar ekspor menjadikan
pasar di luar negeri sebagai sasaran dan menggantungkan diri pada produksi
dalam negeri untuk memasok pasar luar negeri tersebut. Fokus pada tahap ini
adalah memanfaatkan produk dan pengalaman dalam negeri. Pemasar ekspor yang
canggih akan mempelajari pasar sasaran dan mengadaptasikan produknya agar lebih
sesuai dengan kebutuhan spesifik dari para pelanggan di setiap negara.
Pemasaran Internasional
Per definisi, pemasaran
internasional merupakan kegiatan pemasaran yang melampaui atau melewati
batas-batas sebuah negara. Konsep ini didasarkan pada orientasi yang bersifat
etnosentris, di mana pemasaran internasional merupakan perluasan dari pemasaran
domestik yang dapat disebabkan oleh adanya pesanan dari pelanggan luar negeri
(misalnya turis Hong Kong yang pernah berkunjung ke Indonesia memesan batik dan
kerajinan perak dari Indonesia) atau adanya faktor kejenuhan pasar domestik
(misalnya televisi hitam putih dan mesin jahit mekanik yang telah memasuki
tahap penurunan dalam siklus hidup produknya di pasar Indonesia diekspor ke
negara
negara Afrika atau Eropa Timur).
Secara garis besar, motivasi sebuah perusahaan untuk 'go international' dapat
merupakan kombinasi dari sejumlah faktor proaktif dan reaktif berikut (Budiarto
Tjiptono, 1997):
(a Proaktif
· Untuk meraih manfaat-manfaat
tertentu, seperti tenaga kerja murah, pasokan bahan baku, tanah yang lebih
murah, terhindar dari hambatan tarif, keuntungan akibat fluktuasi mata uang,
serta fasilitas dan kemudahan yang disediakan pemerintah host country bagi para
investor asing.
· Perusahaan memiliki produk yang unik, yang sumber-sumbemyz
tidak ada di negara lain.
·
Perusahaan ingin memanfaatkan
kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, sehingga dapat mencapai
konsumen global secara lebih mudah.
·
Adanya informasi eksklusif tentang
pasar global, misalnya ditemukannya sumber bahan mentah baru dalam jumlah besar
melalui foto satelit.
· Komitmen manajemen untuk terjun ke arena pasar global.
·
Untuk memanfaatkan kemudahan
regulasi ekspor yang diberikan pemerintah untuk mendorong ekspor.
· Untuk memperoleh skala ekonomis dalam produksi.
·
Untuk meningkatkan citra dan
reputasi perusahaan, khususnya sebagai 'pemain global'.
· Untuk memperoleh peluang riset, misalnya menguji produk di
pasar luar negeri.
·
Untuk mengekspor teknologi ke
negara-negara terbelakang dalam rangka membuka pasar.
· Untuk meningkatkan pengaruh politik perusahaan.
(b Reaktif
· Perusahaan menghadapi ancaman akan
kehilangan pasar 'kandang' sendiri, karena diserbu berbagai perusahaan asing
dengan produk-produknya yang bermutu tinggi dan bernilai lebih.
· Perusahaan mengalami over-produksi, sehingga kelebihannya
dipasarkan ke luar negeri.
·
Untuk mengatasi penurunan penjualan
akibat pengaruh perubahan variabel demografis di dalam negeri, misalnya
pertumbuhan penduduk yang melambat.
· Untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas.
·
Untuk memperpanjang daur hidup
produk perusahaan yang telah mencapai tahap jenuh di pasar domestik.
· Untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja.
·
Untuk menghindari resesi di dalam
negeri.
· Untuk mendekatkan perusahaan dengan
konsumen demi kepentingan lalu lintas komunikasi yang cepat dan efektif dari
konsumen ke produsen atau sebaliknya dan menurunkan biaya distribusi.
Pemasaran
internasional bertindak lebih jauh Iagi dari pemasar ekspor dan lebih terlibat
dalam lingkungan pemasaran di negara tempat perusahaan tersebut melakukan
bisnis. Misalnya, pemasar internasional bersiap untuk mencari sumber produk di
luar negeri agar dapat menikmati keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Pemasar
internasional tidak terlalu menggantungkan diri pada pedagang perantara dan
lebih berminat untuk mendirikan perwakilan langsung guna mengkoordinasikan
usaha pemasaran di pasar sasaran. Melalui anak perusahaan di suatu negara,
pemasar internasional menciptakan organisasi internal yang berfokus pada
pemanfaatan produk dan kompetensi perusahaan tersebut di negara bersangkutan.
Organisasi pemasar internasional akan menggunakan jaringan komunikasi yang
dikembangkan untuk negara asal.
Pemasaran Multinasional
Pemasaran
multinasional merupakan kegiatan pemasaran yang melayani beberapa pasar luar
negeri, yang disertai dengan adaptasi terhadap perbedaan-perbedaan
karakteristik dan perilakunya (berorientasi polisentris). Bila perusahaan
internasional berusaha mengendalikan aktivitasnya secara sentralisasi, maka
perusahaan multinasional (Multi National Corporation = MNC) mengendalikan
aktivitasnya secara desentralisasi, yakni dengan jalan mengembangkan karyawan
lokal pada masing-masing negara tujuan pemasaran.
Pemasaran global
Pemasaran
global didasarkan pada orientasi geosentris dan berfokus pada pemanfaatan aset,
pengalaman, dan produk perusahaan secara global serta pada melakukan adaptasi
terhadap apa yang benar-benar unik dan berbeda dalam setiap negara. Konsep ini
mengakui budaya universal dan perbedaan pasar yang unik. Tidak seperti
pendekatan perusahaan internasional yang menerapkan kampanye komunikasi yang
dikembangkan untuk negara asalnya di semua negara tujuan pemasaran atau
pendekatan multinasional yang menciptakan kampanye unik di setiap negara,
perusahaan global/transnasional akan membedakan apa yang bersifat global dan
universal serta apa yang spesifik dan unik di masing-masing negara.
Pemasaran
global tidak berarti memasuki setiap negara di dunia. Keputusan untuk masuk
pasar di luar negeri tergantung pada sumber daya perusahaan, serta sifat
peluang dan ancaman yang dihadapi. Misalnya, Coke dan IBM berkecimpung di lebih
dari 100 negara, karena mereka telah memulai ekspansi internasionalnya lebih
dari 50 tahun yang lalu dan mereka juga memiliki sumber daya untuk berkembang
yang dapat dimanfaatkan bila ada peluang.
SEGMENTING, TARGETING &
POSITIONING INTERNASIONAL
Segmentasi
pasar global merupakan proses mengidentifikasi segmen-segmen spesifik (baik
kelompok negara maupun kelompok konsumen individual) yang terdiri atas
pelanggan potensial dengan atribut-atribut homogen yang berkemungkinan memiliki
perilaku pembelian serupa. Di satu sisi, para pendukung globalisasi pasar
sepakat dengan argumentasi Theodore Levitt (1983) yang dituangkan dalam
artikelnya berjudul “The Globalization of Market" bahwa konsumen di
berbagai negara cenderung memiliki kebutuhan dan preferensi yang sama. Hal ini
dilandasi keinginan konsumen untuk mencari variasi, yang pada gilirannya dapat
membentuk preferensi terhadap produk yang secara tradisional dan historis
bahkan tidak masuk dalam pertimbangan pembeliannya.
Contohnya,
makanan etnis atau regional seperti pizza, hamburger, sushi, donat, kebab,
sejenisnya dapat dibutuhkan dan digemari di mana-mana. Levitt menyebut tren ini
sebagai “pluralization of consumption” dan “segment simultaneity” yang
memberikan peluang bagi para pemasar untuk menargetkan segmen dalam skala
global.
Contohnya,
konsumen Yogya cenderung menyukai masakan yang manis, sehingga tak heran jika
warung soto selalu menyediakan kecap manis. Namun, di Kalimantan Timur justru
sebaliknya. Kecap asin yang biasanya tersedia di meja warung soto.
Oleh
sebab itu, perusahaan-perusahaan global umumnya menyadari keragaman sekaligus
kesamaan preferensi dan perilaku konsumen di berbagai negara. Untuk itu mereka
melakukan segmentasi pasar dunia berdasarkan salah satu atau kombinasi dari
beberapa kriteria kunci:
1) Segmentasi
geografis,
2) Segmentasi demografis (termasuk pendapatan
nasional dan jumlah populasi),
3) Segmentasi psikografis (nilai, sikap, dan gaya hidup),
4) Segmentasi karakteristik perilaku, dan
5) Segmentasi manfaat yang dicari (benefits sought).
6) Pasar nasional juga dapat
disegmentasi berdasarkan lingkungannya (misalnya, ada tidaknya regulasi
pemerintah dalam industri tertentu). Cara lain adalah dengan melakukan
segmentasi vertikal verus horizontal berdasarkan kategori pemakai produk.
Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi dunia menjadi kelompok-kelompok
geografis, seperti Eropa Barat, Eropa Timur, Asia Tenggara, Asia Timur, Timur
Tengah, Amerika Latin, Australia, dan lain sebagainya. Keunggulan utama
segmentasi geografis terletak pada aspek kedekatannya (proximity), di mana
pasar pada segmen yang sama relatif dekat satu sama lain dan mudah didatangi
pada kunjungan yang sama atau dihubungi dalam zone waktu yang sama. Namun,
segmentasi geografis memiliki keterbatasan pokok, yaitu fakta bahwa beberapa
pasar berada dalam kawasan geografis yang sama tidak lantas berarti bahwa
pasar-pasar tersebut benar-benar sama dalam hal preferensi dan perilaku
konsumennya. Jepang dan Vietnam, misalnya, sama-sama terletak di kawasan Asia,
namun Jepang berpendapatan tinggi dan tergolong negara pasca-industri, sementara
Vietnam termasuk negara berkembang dengan penghasilan rendah. Perbedaan antara
kedua negara ini justru melebihi kesamaan yang ada. Menurut Simon (dikutip
dalam Keegan, 1999), kawasan geografis merupakan basis segmentasi yang
peringkatnya paling rendah dibandingkan kriteria lain seperti aplikasi,
kelompok pelanggan, produk/teknologi, tingkat harga, dan kualitas.
Segmentasi Demografis
Segmentasi
demografis didasarkan pada karakteristik terukur dari populasi, seperti usia,
jenis kelamin, penghasilan, pendidikan dan pekerjaan. Sejumlah tren demografis
(seperti semakin sedikit pasangan yang menikah, semakin sedikit jumlah anak
dalam keluarga, perubahan peran perempuan, dan meningkatnya pendapatan serta
standar hidup) merupakan pendorong munculnya segmen global.
Bagi
sebagian besar produk konsumen dan industri, pendapatan nasional merupakan
satu-satunya variabel segmentasi paling penting dan merupakan indikator potensi
pasar. Pendapatan per kapita tahunan sangat bervariasi di pasar dunia, dari
serendah US$90 di Mozambique sampai setinggi US$42,000 di Luxemburg. Pendekatan
tradisional terhadap segmentasi demografis adalah mengelompokkan negara menjadi
segmensegmen berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah. Perusahaan biasanya
menjadikan negara dengan tingkat pendapatan tertinggi sebagai targetnya.
Banyak
perusahaan global yang juga menyadari bahwa untuk produkproduk yang harganya
cukup rendah (misalnya, rokok, minuman ringan, sabun mandi, shampo, pasta gigi,
pulpen, dan beberapa barang dalam kemasan lainnya), jumlah penduduk merupakan
variabel segmentasi yang lebih penting daripada pendapatan. Oleh sebab itu, RRC
dan India yang jumlah penduduknya sama-sama melampui 1 miliar merupakan pasar
sasaran yang atraktif bagi perusahaan-perusahaan yang menjual produk konsumen
berharga murah.
Segmentasi Psikografis
Segmentasi
psikografis adalah proses pengelompokan orang dalam hal sikap, nilai, dan gaya
hidupnya. Umumnya data diperoleh dari kuesioner yang meminta responden untuk
mengungkapkan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dengan sejumlah
pernyataan. Beberapa studi psikografis terkenal meliputi VALS dan VALS 2 (oleh
SRI International) yang berfokus pada konsumen Amerika; Global Scan (Backer
Spielvogel & Bates); Euroconsumer Study (D'arcy Massius Benton & Bowles);
dan Cross Cultural Consumer Characterizations (Young & Rubicam).
Analisis-analisis
ini memberikan pemahaman rinci mengenai berbagai segmen, termasuk global
teenager dan global elite. Setiap studi mengidentifikasi segmensegmen yang
beraneka ragam.
Studi
VALS mengidentifikasi 9 segmen psikografis, yaitu Survivors (4%), Sustainers
(7%), Belongers (35%), Emulators (10%), Achievers (22%), Iam-me (20%),
Experientials (7%), Socially conscious (8%), dan Integrated (2%). Studi VALS 2
merampingkan 9 segmen tersebut menjadi hanya S segmen utama, yakni Actualizers,
Fulfilleds, Achievers, Experiences. Believers, Strivers, Makers, dan
Strugglers. Global Scan dari BSB mengelompokkan 5 segmen psikografis di 18
negara yang disurvai: Strivers (26%), Achievers (22%), Pressured (13%),
Adapters (18%), dan Traditionals (16%).
Euroconsumer
Study dari DMBB mengungkap adanya 4 kelompok gaya hidup utama: Successful
Idealists, Affluent Materialists, Comfortable Belongers, dan Disaffected
Survivors. Dua kelompok pertama mewakili kaum elit, sementara dua kelompok
berikutnya merupakan konsumen Eropa pada umumnya.
Sedangkan
studi 4C's oleh Young & Rubicam yang dilakukan di 20 negara menghasilkan 3
kelompok umum yang dapat dijabarkan menjadi 7 segmen: Constrained (Resigned
Poor dan Struggling Poor), Middle Majority (Mainstreamers, Aspirers, dan
Succeeders), dan Innovators (Transitionals dan Reformers).
Segmentasi Perilaku
Segmentasi
perilaku berfokus pada apakah orang membeli dan menggunakan suatu produk atau
tidak, di samping frekuensi dan volume pembelian atau pemakaian. Dengan
demikian, konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pemakaian menjadi:
pemakai kelas berat pemakai sedang, pemakai ringan, dan bukan pemakai. Konsumen
juga dapat disegmentasikan berdasarkan status pemakai menjadi: pemakai
potensial, bukan pemakai, mantan pemakai, pemakai reguler, pemakai pertama
kali, dan pemakai produk pesaing.
Pengalaman
P&G memasarkan popok bayi (disposable diapers) di Jepang dapat menjadi
ilustrasi menarik mengenai pentingnya pemahaman atas dimensi segmentasi
perilaku ini. Setelah melakukan riset selamz beberapa tahun, pihak manajemen
P&G baru menyadari bahwa para orarg tua di Jepang mengganti popok bayi
mereka jauh lebih sering (rata-rata 14 kali sehari) dibandingkan para orang tua
di Amerika (hanya sekitar 6 kay sehari), namun mereka biasanya tidak memiliki
tempat penyimpanan seluas rumah-rumah di Amerika pada umumnya. Oleh sebab itu,
kotak popok berukuran besar menjadi masalah tersendiri bagi konsumen Jepang
Menyadari hal itu, P&G lantas mulai memproduksi popok yang lebih tipis dan
dikemas dalam kotak-kotak berukuran lebih kecil. Hasilnya, merek popok Ultra
Pampers hingga kini masih menjadi pemimpin pasar di Jepang.
Segmentasi Manfaat
Segmentasi
manfaat global berfokus pada pembilang dari persamaan nilai (value equation):
Value Benefit/Price. Ancangan ini dapat memberikan hasil yang memuaskan melalui
pemahaman superior pemasar atas masalah yang dapat diselesaikan oleh suatu
produk atau manfaat yang ditawarkannya, terlepas dari wilayah geografisnya.
Contohnya, Nestle mendapati bahwa sikap para pemilik kucing terhadap pemberian
makan binatang kesayangannya tidak berbeda di mana pun. Sebagai langkah tindak
lanjutnya, dirancang kampanye promosi di seluruh Eropa untuk Friskies, sebuah
merek dry cat food.
Menarik
diamati bahwa kadangkala pemasar internasional mendapati bahwa produknya
ternyata digunakan untuk keperluan yang berbeda di negara tujuan pemasaran.
Contohnya, sebagian konsumen di Asia Tenggara memakai shampoo bukan hanya untuk
keramas, tetapi juga untuk mencuci sepeda motor atau mobil. Demikian pula,
sabun bayi kerap kali dipakai konsumen remaja putri untuk mencuci muka dan
mandi, dengan harapan agar kulit wajah dan tubuhnya sehalus kulit bayi.
Segmentasi Vertikal versus Horizontal
Segmentasi
vertikal didasarkan pada kategori produk atau modalitas dan titik harga.
Sebagai contoh, dalam medical imaging terdapat X-ray, Computed Axial Tomography
(CAT) scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan lain-lain. Setiap modalitas
memiliki titik penetapan harganya masing-masing. Titik harga ini merupakan cara
tradisional dalam mensegmentasikan pasar medical imaging.
Oleh
sebab itu, ada pula perusahaan yang melakukan segmentasi berdasarkan sistem
penyampaian jasa kesehatan: national research and teaching hospitals, rumah
sakit pemerintah, dan seterusnya. Kemudian, dibuat kampanye pemasaran yang
bersifat regional, nasional maupun global, yang disesuaikan dengan setiap tipe
penyampaian jasa kesehatan. dengan menggunakan dua kriteria utama, yaitu
potensi dan kapabilitas.
Potensi
menyangkut enam aspek krusial yang terdiri atas: (1) ukuran dan potensi
pertumbuhan pasar 'sesungguhnya'; (2) kemungkinan akseptansi konsumen; (3)
struktur persaingan; (4) situasi lingkungan politik/hukum, ekonomi dan
sosiokultural; (5) akses ke jaringan yang sudah ada; dan (6) ketersediaan mitra
lokal yang kapabel dan bersedia bekerja sama. Sedangkan kapabilitas berhubungan
dengan lima faktor: (1) kesiapan memasuki pasar internasional/pengalaman di luar
negeri; (2) kelangkaan dan kekritisan kompetensi; (3) sumber daya waktu,
manusia, dan kas; (4) attitudinal commitment; dan (5) tujuan (merespons
persaingan, aliran kas, pangsa pasar atau volume,